Tiket Kereta Api ke Madiun Harga Tiket dan Tujuan
Informasi mengenai tiket kereta api ke Madiun akan membantu memberikan pedoman dalam perjalanan menuju kota ini. Di mana jika dibandingkan sarana transportasi lain, kereta api memiliki banyak keunggulan. Mulai dari harganya yang terjangkau, serta rute tujuan yang beragam. Jadi jangan lewatkan keterangan berikut ini!
Tiket Kereta Api ke Madiun Sesuai Rute Perjalanan yang Dipilih
-
Kereta Api Brantas 110
Perjalanan dari Stasiun Pasar Senen Jakarta menuju Stasiun Ngawi di Madiun dapat ditempuh dengan menggunakan Kereta Api Brantas 110. KA ini hanya melayani penumpang kelas Ekonomi saja dengan harga tiket di kisaran 225ribuan. Perjalanan akan berlangsung selama 10 jam 9 menit.
Kereta Api Brantas 110 akan meninggalkan Stasiun Pasar Senen pukul 13.30 WIB. Di mana ia akan tiba di stasiun tujuan pada jam 23.39 WIB.
Selain rute tujuan tersebut, Kereta Api Brantas 110 juga melayani rute lainnya yakni dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Madiun. Ia juga memiliki percabangan dari Stasiun Pasar Senen Jakarta ke Stasiun Caruban Madiun. Untuk para penumpang kelas Ekonomi dibanderol dengan harga tiket sebesar 225ribuan.
Jarak tempuh dari Pasar Senen ke Stasiun Madiun dan Stasiun Caruban berbeda-beda. Untuk tujuan ke Stasiun Madiun, penumpang melakukan perjalanan selama 10 jam 37 menit. Kereta berangkat dari pukul 13.30 WIB dan akan tiba di Madiun jam 00.07 WIB.
Lain lagi untuk tujuan dari Pasar Senen ke Stasiun Caruban memakan waktu yang lebih panjang yakni 10 jam 56 menit. Perjalanan dimulai pukul 13.30 WIB dan penumpang akan tiba di Stasiun Caruban sekitar jam 00.26 WIB.
-
Kereta Api Matarmaja 282
Kereta Api Matarmaja 282 melakukan perjalanan dari Stasiun Pekalongan menuju Stasiun Ngawi di Madiun. Tiket dibanderol senilai 120ribuan yang digunakan bagi para penumpang kelas Ekonomi. Perjalanan akan dimulai dari pukul 16.07 WIB hingga tiba di tujuan jam 21.12 WIB selama 5 jam 5 menit.
Selain itu KA Matarmaja 282 juga melayani rute dari Stasiun Pasar Senen. Di mana jalur ini memiliki dua percabangan yakni menuju Stasiun Ngawi Madiun dan ke Stasiun Madiun. Perjalanan tersebut sama-sama mengangkut penumpang kelas Ekonomi dengan harga tiket di kisaran 205ribuan.
Perjalanan dari Pasar Senen menuju Stasiun Ngawi memakan waktu sekitar 10 jam 52 menit. Jadi kereta akan berangkat dari Pasar Senen pukul 10.20 WIB dan akan tiba di tujuan jam 21.12 WIB. Sedangkan dari Pasar Senen menuju Madiun memakan waktu 11 jam 21 menit dari jam 10.20 WIB hingga jam 21.41 WIB.
-
Kereta Api Sri Tanjung 287
Kereta Api Sri Tanjung 287 memiliki rute dari Stasiun Ketapang Banyuwangi menuju Stasiun Ngawi di Madiun. Harga tiket senilai 94ribuan di mana perjalanan tersebut dilakukan selama 10 jam 39 menit. Jadi kereta akan berangkat pukul 07.00 WIB dan tiba di lokasi tujuannya jam 17.39 WIB.
Selain menuju Stasiun Ngawi, Kereta Api Sri Tanjung 287 juga melayani rute dari Stasiun Ketapang Banyuwangi menuju Madiun dan Caruban. Tiket menuju Madiun dibanderol dengan harga 94ribuan, sedangkan untuk tujuan Caruban seharga 88ribuan.
Pemberangkatan dari Stasiun Ketapang sama-sama dilakukan pada pukul 07.00 WIB. Kereta Api Sri Tanjung 287 akan mencapai Stasiun Madiun pada pukul 17.07 atau selama 10 jam 7 menit. Sedangkan untuk tujuan Stasiun Caruban ditempuh selama 9 jam 51 menit, jadi kereta akan sampai pukul 16.51 WIB.
-
Kereta Api Kahuripan 284
Kereta Api Kahuripan 284 berangkat dari Stasiun Kebumen yang akan menuju tiga stasiun yakni Stasiun Ngawi, Madiun, dan Caruban. Ketiga rute ini bisa ditempuh dengan harga tiket sekitar 80ribuan saja. Di mana pada keberangkatan tersebut dilakukan pelayanan bagi para penumpang kelas Ekonomi.
Tiket kereta api ke Madiun dengan KA Kahuripan 284 akan mulai berjalan pada pukul 05.51 WIB. Untuk tujuan Stasiun Ngawi, memakan waktu selama 3 jam 43 menit sehingga kereta akan tiba di Ngawi jam 09.34 WIB. Sedangkan untuk arah Stasiun Madiun, perlu waktu 4 jam 13 menit, sehingga kereta tiba jam 10.04 WIB.
Terakhir untuk tujuan Stasiun Caruban, kereta akan sampai di stasiun tersebut pada pukul 10.24 WIB. Sehingga perjalanan itu memakan waktu sekitaran 4 jam 33 menit.
Daftar Stasiun yang Ada di Madiun
-
Stasiun Madiun
Stasiun Madiun merupakan stasiun yang diperuntukkan bagi kereta api kelas besar dengan tipe A. Ia berlokasi di Madiun Lor Kecamatan Manguharjo Kabupaten Madiun. Stasiun inilah yang merupakan stasiun utama yang adai di Kota Madiun dan masuk ke dalam daerah operasi tingkat VII Madiun.
Tepat di sebelah utara Stasiun Madiun terdapat PT INKA yang merupakan satu-satunya perusahaan pemroduksi kereta api di Tanah Air. Usia Stasiun Madiun rupanya sudah cukup tua. Di mana stasiun ini pertama kali diresmikan pada tahun 1882 tepatnya pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Awal mula pembangunannya, stasiun ini mengusung desain bangunan bernuansa Chalet. Di mana desain ini memiliki ciri berupa tampilan kayu dengan perpaduan batu alam yang indah. Desain Chalet terinspirasi dari bentuk pegunungan Alpen di Prancis.
Bentuk tersebut kemudian diterapkan pada bagian atap pelana dengan overhang besar yang menjulang di atas bangunan. Sedangkan untuk bagian bawahnya memakai struktur batu yang kokoh.
Namun dikarenakan adanya Peristiwa Madiun di tahun 1948, konstruksi stasiun mengalami kerusakan besar. Oleh sebab itu kemudian diadakan perombakan secara maksimal di setiap sisinya. Hal ini membuat struktur Chalet itupun sudah tidak diterapkan lagi pada bangunan baru.
Kemudian di sisi sebelah timur stasiun memiliki dua percabangan jalur kereta api menuju Ponorogo ke Slahung. Namun rupanya kini jalur tersebut sudah tidak dipergunakan sejak tahun 1984.
Kini Stasiun Madiun diperuntukkan untuk melayani kereta baik yang berpenumpang maupun kereta barang. Bahkan kereta yang melintasi seluruh area Pulau Jawa dapat menyambangi Stasiun Madiun. Sesuai dengan jadwal perjalanan yang ditetapkan pada 10 Februari 2021, stasiun ini total melayani 54 rute kereta api berpenumpang.
Jadi dengan membeli tiket kereta api ke Madiun, maka penumpang berpeluang untuk menuju ke berbagai kota lainnya. Maka tidak mengherankan hal tersebut menjadikan Stasiun Madiun menjadi salah satu yang terpenting di perlintasan kereta api Pulau Jawa.
Pasca Perang Diponogoro berakhir pada tahun 1830an, maka pemerintah Hindia Belanda menjadikan Madiun sebagai wilayah keresidenan. Dengan begitu ada banyak orang Belanda Eropa yang memilih bertempat tinggal di Madiun. Apalagi di sana terdapat banyak hasil bumi dari tanah-tanah perkebunan dan pertanian.
Kemudian dari sana, muncul berbagai pabrik yang mampu memutar roda perekonomian wilayah tersebut. Ada pabrik pengolahan tebu menjadi gula, hingga pengolahan teh, kopi, dan tembakau. Maka untuk mendukung segala sektor inilah, jalur-jalur kereta api mulai dibuat agar pengiriman barang produksi lebih lancar.
Ciri khas dari Stasiun Madiun ialah penggunaan lagu dangdut sebagai penanda kedatangan maupun keberangkatan kereta api. Musik yang dipilih ialah dangdut dengan judul “Pecel Madiun”. Hal ini dinilai dapat mewakili Kota Madiun yang memang terkenal dengan kuliner pecelnya yang nikmat.
-
Stasiun Magetan
Sebelum dinamai Stasiun Magetan, stasiun ini bernama Stasiun Barat. Di mana stasiun ini diperuntukkan bagi kereta api kelas kecil III yang lokasinya ada di Desa Karangsono Kecamatan Barat Magetan. Stasiun ini masuk dalam wilayah operasi VII Madiun serta menjadi satu-satunya stasiun yang dimiliki Kecamatan Magetan.
Tahun 2019 tepatnya pada 12 Februari, pemerintah setempat memohon perubahan nama Stasiun Barat menjadi Stasiun Magetan kepada KAI. Hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan kegiatan ekonomi di wilayah Magetan secara menyeluruh.
Dengan pengubahan nama tersebut, otomatis penumpang akan lebih akrab dengan Kota Magetan. Selain itu pemerintah daerah juga meminta agar Stasiun Magetan tidak hanya melayani penumpang kelas Ekonomi. Namun mereka juga hadir untuk kelas penumpang eksekutif dan bisnis.
Atas usulan tersebut, maka KAI mengubah nama Stasiun Barat menjadi Stasiun Magetan. Perubahan nama secara resmi dilakukan pada tanggal 1 Desember 2019.
Pada mulanya stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api saja. Namun seiring waktu kemudian jalur mulai bertambah menjadi empat. Dua jalur diantaranya dijadikan sebagai sepur lurus. Ditambah juga sepur badug di sebelah tenggara konstruksi lama. Sedangkan jalur 4 memang hanya digunakan sewaktu-waktu.
Stasiun Magetan kini melayani rute bagi para penumpang tiket kereta api ke Madiun dari jalur tengah dan jalur selatan Jawa.
Pada lintasan tengah Jawa, dilayani oleh Kereta Api Brantas yang memiliki tujuan akhir menuju Stasiun Blitar dan Jakarta Pasar Senen. Di mana perjalanan tersebut dilakukan untuk melayani penumpang kelas Eksekutif dan Ekonomi.
Sedangkan di perlintasan selatan Jawa dihandle oleh beberapa jenis kereta api. KA tersebut antara lain KA Singasari bagi kelas Ekonomi dan Eksekutif.
Kemudian ada KA Jayakarta yang khusus mengangkut penumpang kelas Ekonomi Premium. Untuk kelas Ekonomi biasa ada beberapa kereta yakni: KA Kahuripan, Matarmaja, dan Sri Tanjung.
-
Stasiun Caruban
Stasiun Caruban adalah stasiun yang diperuntukkan bagi kereta api kelas II dengan lokasinya ada di Kota Caruban. Lokasi persisnya ada di Kelurahan Krajan Kecamatan Mejayan Madiun Jawa Timur. Lokasi pembangunannya ada di ketinggian 74meter.
Stasiun Caruban menjadi satu-satunya stasiun yang melakukan layanan menaik-turunkan para penumpang di Kabupaten Madiun. Stasiun ini berada dalam wilayah kerja DAMRI sebagai penyedia transportasi umum di Tanah Air.
Pada awal pendiriannya, Stasiun Caruban diketahui memiliki tiga jalur kereta. Satu jalur adalah sepur lurus, dan satunya lagi berupa sepur bedug. Selanjutnya sejak tanggal 30 April 2019, dioperasikan pula jalur ganda.
Meski telah berdiri sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, namun bangunan Stasiun Caruban termasuk konstruksi baru. Pasalnya bangunan lama yang sebelumnya merupakan peninggalan SS telah dirobohkan. Untuk menggantinya, KAI membuat bangunan baru lagi yang lebih besar. Hal inilah yang membuat kawasan Stasiun Caruban tidak bernuansa Eropa sebagaimana stasiun-stasiun yang dibangun pada zaman kolonial.
Stasiun Caruban melayani tiket perjalanan untuk penumpang dari lintasan tengah dan selatan Pulau Jawa. Di perlintasan tengah, hanya ada satu kereta yang melayani yakni KA Brantas dengan tujuan ke Stasiun Blitar dan Pasar Senen. Kereta api ini mengangkut penumpang kelas Ekonomi dan Eksekutif.
Untuk lintasan selatan Jawa, perjalanan terasa lebih semarak karena ada beberapa kereta yang dioperasikan. Di kelas Eksekutif dan Ekonomi ada KA Singasari, Gaya Baru Malam Selatan, Bangunkarta, dan Kertanegara. Kelas Bisnis dan Ekonomi dilayani oleh KA Logawa.
KA Jayakarta bagi penumpang kelas Ekonomi Premium. Sedangkan untuk kelas Ekonomi ada KA Pasundan, Kahuripan, dan Sri Tanjung. Tujuan stasiunnya pun beragam tidak hanya seputar Jawa Timur saja seperti Blitar, Surabaya, atau Malang dan Jember. Tetapi perjalanan tersebut juga sampai ke Pasar Senen Jakarta.
Fakta-Fakta Menarik Seputar Kota Madiun
-
Asal-usul penamaan Madiun
Madiun merupakan sebuah kota kecil yang berada di wilayah Jawa Timur. Lokasi tepatnya ada di perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah. Totalnya kawasan ini memiliki tiga kecamatan dengan 27 kelurahan. Luas wilayahnya memang tidak begitu besar yakni 33.92km2 namun Madiun memiliki banyak julukan.
Salah satu yang paling santer dipakai ialah Kota Karismatik yang dijadikan sebagai branding wisata di wilayah ini. Julukan tersebut telah dipakai sejak tahun 2018. Kata Karismatik di sini dianggap sudah mewakili berbagai unsur keunikan Kota Madiun dari kuliner, destinasi wisata, hingga layanan publik.
Nama Madiun sendiri diambil dari peristiwa Sutawijaya yang berhasil merebut pusaka Kadipaten Purabaya (nama Madiun dulu). Pemuda itu lantas memboyong Raden Ayu Retno Djumilah yang merupakan putri dari penguasa Purabaya ke Istana Mataram di Yogyakarta.
Dari peristiwa tersebut, kemudian nama Purabaya diubah menjadi Madiun dan tetap eksis hingga saat ini.
-
Saksi bisu kekejaman PKI
Madiun juga merupakan kota tempat terjadinya peristiwa yang menimpa tujuh jenderal TNI. Peristiwa tersebut didalangi oleh PKI dan dikenal sebagai G30S PKI yang terjadi tanggal 30 September 1965. Peristiwa berdarah ini menyisakan sumur tua tempat para mayat korban dibuang yang kini dikenal sebagai lubang buaya.
Tentunya tidak hanya memakan korban tujuh jenderal, namun ada banyak masyarakat sipil yang menjadi korban dalam peristiwa itu. Untuk mengenang pemberontakan PKI dan kekejamannya, maka pemerintah membangun monumen peringatan di Desa Kresek Kecamatan Wungu Madiun.
-
Lebih banyak gadis dibanding pria
Rupanya Madiun juga dikenal sebagai Kota Gadis. Pasalnya bukan karena populasi penduduk wanita memang lebih banyak dibanding pria. Namun ada banyak bidang yang telah menggeliatkan perputaran ekonomi di kawasan ini. Gadis sendiri merupakan singkatan dari Perdagangan, Pendidikan, serta Perindustrian.
Di mana ketiga aspek inilah yang memegang peranan penting bagi kehidupan masyarakatnya. Ada sekitar 200 instansi pendidikan dibangun di kota ini. Selain itu sektor perdagangan, dan industri khususnya UMKM begitu menjamur.
-
Kuliner khas
Hal yang tidak boleh dilewatkan dari Madiun ialah mencicipi ragam kekayaan kulinernya. Madiun dikenal dengan hidangan pecelnya yang lezat. Di mana makanan ini sangat mudah ditemui. Pecel merupakan aneka sayuran rebus yang kemudian diberi bumbu kacang.
Sebagai peneman, pembeli bisa memilih aneka gorengan dari rempeyek hingga tahu atau tempe yang digoreng tepung. Ketika berkunjung ke sini, wisatawan juga tidak akan kebingungan ketika hendak membeli oleh-oleh. Ada aneka jajanan khas yang awet dibawa ke luar kota seperti brem maupun madumongso.
Setelah mengetahui tiket kereta api ke Madiun, maka selanjutnya bisa diputuskan untuk memulai jadwal keberangkatan. Bawalah barang secukupnya serta pakaian yang nyaman. Dengan begitu perjalanan akan terasa lebih ringan dan menyenangkan. Selamat bepergian dengan kereta api!